Selamat Datang. . . . .

Rabu, 22 Juni 2011

A/C Auto

1.Sistem Auto A/C (Air Conditioner)
Sistem auto A/C bekerja dengan mengaktifkan pengaturan temperatur udara yang dikehendaki, dengan selektor temperatur dan menekan switch AUTO. Sistem akan segera menyesuaikan dan menjaga temperatur sesuai dengan level yang disetel oleh kontrol otomatis dari ECU. 
 
 
Auto A/C dikontrol oleh beberapa komponen sebagai berikut:
1. ECU Kontrol A/C  (atau A/C amplifier)
2. ECU mesin
3. Panel kontrol (Control panel)
4. Sensor temperatur interior
5. Sensor temperatur sekeliling (Ambient temperatur sensor)
6. Solar sensor
7. Sensor temperatur evaporator
8. Sensor temperatur air (ECU mesin dikirim dengan sinyal)
9. Switch tekanan A/C
10. Air mix servomotor
11. Air inlet servomotor
12. Airflow servomotor
13. Blower motor
14. Kontrol Blower (mengontrol blower motor)
Pada beberapa model auto A/C menggunakan komponen berikut :.
Duct sensor  
 
 
1. ECU kontrol A/C
ECU menghitung temperatur dan volume udara untuk dihembuskan dan menentukan dengan lubang angin mana yang akan dipakai berdasarkan temperatur yang dideteksinya.
Hasil perhitungan ini dipakai untuk mengontrol posisi plat yang mengatur pencampuran aliran udara, kecepatan motor blower. 
PETUNJUK:
Pada beberapa model MPX (multiplex communication system) dipakai untuk meneruskan sinyal dari panel kontrol ke ECU kontrol A/C. 
 
 
 
Sensor temperatur Interior
(1) Konstruksi
Sensor temperatur interior memakai thermistor yang dipasang dalam panel instrument bersama aspirator. Aspirator menggunakan hembusan udara dari blower untuk menghisap udara dalam kendaraan untuk mendeteksi temperatur rata-rata dalam interior.
(2) Fungsi
Ia mendeteksi temperatur interior yang dipakai sebagai basis mengontrol temperatur.
 
Sensor temperatur sekeliling.
(1) Konstruksi
Sensor temperatur sekeliling menggunakan thermistor yang dipasang di depan kondensor. Ia mendeteksi temperatur di luar.  
(2)Fungsi
Ia mendeteksi temperatur luar untuk mengontrol fluktuasi temperatur interior dari pengaruh fluktuasi temperatur luar.
 
Solar sensor
(1) Konstruksi
Solar sensor memakai photodiode dan dipasang diatas panel instrumen. Ia mendeteksi jumlah sinar matahari yang datang.  
(2)Fungsi
Ia mendeteksi volume sinar matahari yang dipakai untuk mengontrol fluktuasi temperatur interior akibat pengaruh dari fluktuasi sinar matahari.
 

Sensor temperatur Evaporator
(1) Konstruksi
Sensor temperatur evaporator menggunakan thermistor yang dipasang di evaporator. Sensor ini mendeteksi temperatur udara yang melewati evaporator (temperatur permukaan evaporator)
(2)Fungsi
Sensor ini dipakai untuk mencegah pembekuan, temperatur serta kontrol tersendatnya aliran udara.
Sensor temperatur air
(1) Konstruksi
Sensor temperatur air memakai thermistor. Sensor ini mendeteksi temperatur cairan pendingin mesin dan meneruskan sinyalnya dari ECU mesin.
PETUNJUK:
Pada beberapa model sensor temperatur air dipasang pada bagian inti heater..
(2) Fungsi
Sensor ini dipakai untuk mengontrol temperatur, kontrol pemanasan dan lain-lain. 
 
 
 
Pada beberapa kendaraan dilengkapi dengan sensor berikut :
Sensor saluran udara/Duct sensor
Duct sensor memakai thermistor yang dipasang pada bagian sisi dalam register. Sensor ini mendeteksi temperatur udara yang dihembuskan ke sisi register dan dengan cara yang sama mengontrol temperatur aliran udara secara individual.  
Sensor ventilasi asap
Sensor ventilasi asap dipasang pada posisi depan kendaraan untuk mendeteksi kadar carbon monoxide (CO) , hydrocarbon (HC) dan nitrogen oxide (NOx), dengan switch kontrol antara FRESH dan RECIRC. (oksida nitrogen)  

Selasa, 21 Juni 2011

Dasar Rodagigi


Teori Dasar Rodagigi
Rodagigi  digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Rodagigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :
Ø  Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
Ø  Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
Ø  Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
Ø  Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.
Ø  Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Rodagigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula rodagigi dengan putaran yang terputus-putus.
Dalam teori,  rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.

2.1    Klasifikasi Rodagigi
Rodagigi diklasifikasikan sebagai berikut :
Ø  Menurut letak poros.
Ø  Menurut arah putaran.
Ø  Menurut bentuk jalur gigi






2.1.1        Menurut Letak Poros
Menurut letak poros maka rodagigi diklasifikasikan seperti tabel berikut :
Letak Poros
Rodagigi
Keterangan
             

Rodagigi dengan poros sejajar
                                                                              
Rodagigi lurus
Rodagigi miring
Rodagigi miring ganda
Rodagigi luar
Rodagigi dalam dan pinion
Batang gigi dan pinion
Klasifikasi atas dasar bentuk alur gigi

Arah putaran berlawanan
Arah putaran sama
Gerakan lurus dan berputar

Rodagigi dengan poros berpotongan
Rodagigi kerucut lurus
Rodagigi kerucut spiral
Rodagigi kerucut zerol
Rodagigi kerucut miring
Rodagigi kerucut miring ganda
Rodagigi  permukaan dengan poros berpotongan

Klasifikasi atas dasar bentuk jalur gigi


Rodagigi  dengan poros berpotongan berbentuk istimewa

Rodagigi dengan poros silang
Rodagigi miring silang
Batang gigi miring silang
Rodagigi cacing silindris
Rodagigi cacing selubung ganda
Rodagigi cacing samping
Rodagigi hiperboloid
Rodagigi hipoid
Rodagigi permukaan silang
Kontak gigi
Gerak lurus dan berputar

2.2.2   Menurut arah putaran
Menurut arah putarannya, rodagigi dapat dibedakan atas :
Ø  Rodagigi luar ; arah putarannya berlawanan.
Ø  Rodagigi dalam dan pinion ; arah putarannya sama

2.2.3    Menurut bentuk jalur gigi
Berdasarkan bentuk jalur giginya, rodagigi dapat dibedakan atas :
2.2.3.1  Rodagigi Lurus
Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah. Rodagigi lurus ini cocok digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.
Ciri-ciri rodagigi lurus adalah :
1.         Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp
2.         Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
3.         Kecepatan keliling < 200 m/s
4.         Rasio kecepatan yang digunakan
§  Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
§  Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
§  Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
                       ( i )   = Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan  yang digerakkan
5.         Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% - 99% tergantung disain dan ukuran.
Jenis-jenis rodagigi lurus antara lain :
1.      Rodagigi lurus (external gearing)
Rodagigi lurus (external gearing) ditunjukkan seperti gambar 2.2. Pasangan rodagigi lurus ini digunakan untuk menaikkan atau menurunkan putaran dalam arah yang berlawanan.


2.      Rodagigi dalam (internal gearing)
Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil      dengan perbandingan reduksi besar.
3.      Rodagigi Rack dan Pinion
Rodagigi Rack dan Pinion (gambar 2.3) berupa pasangan antara batang gigi dan pinion rodagigi jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.
 
4.      Rodagigi permukaan
Rodagigi lurus permukaan (gambar 2.4) memiliki dua sumbu saling berpotongan dengan sudut sebesar 90°.

2.2.3.2  Rodagigi Miring
Rodagigi miring (gambar 2.5) kriterianya hampir sama dengan rodagigi lurus, tetapi dalam pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut dan tingkat kebisingannya rendah dengan perkontakan antara gigi lebih dari 1.
 
Ciri-ciri rodagigi miring adalah :
1.         Arah gigi membentuk sudut terhadap sumbu poros.
2.         Distribusi beban sepanjang garis kontak tidak uniform.
3.         Kemampuan pembebanan lebih besar dari pada rodagigi lurus.
4.         Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan rodagigi yang kokoh.
2.2.3.2  Rodagigi Kerucut
Rodagigi kerucut (gambar 2.10) digunakan untuk mentransmisikan 2 buah poros yang saling berpotongan.
 
Rodagigi Cacing
Ciri-ciri rodagigi cacing adalah:
1.         Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut yang dibentuk kedua sumbu sebesar 90°.
2.         Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi.
3.         Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran dari roda cacing ke cacing (mengunci sendiri).
4.         Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150.
5.         Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak beberapa gigi (biasanya 2 sampai 4).
6.         Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya kecil.
Batasan pemakaian rodagigi cacing adalah:
a)         Kecepatan rodagigi cacing maksimum 40.000 rpm
b)         Kecepatan keliling rodagigi cacing maksimum 69 m/s
c)         Torsi rodagigi maksimum 70.000 m kgf
d)        Gaya keliling rodagigi maksimum 80.000 kgf
e)         Diameter rodagigi maksimum 2 m
f)          Daya maksimum1.400 Hp
Peningkatan pemakaian rodagigi cacing seperti gambar 2.15, dibatasi pada nilai i antara 1 sampai dengan 5, karena dengan ini bisa digunakan untuk mentransmisikan daya yang besar dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan salah satu tingkat rodagigi lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat reduksi yang lebih besar dengan efisiensi yang lebih baik.

Cari Blog Ini